Rabu, 07 Oktober 2015

Permainan Ular Naga



BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar Belakang
Pada zaman sekarang, anak-anak lebih suka bermain handphone atau laptop daripada bermain bersama teman-temannya. Hal ini dapat menyebabkan anak kurang sosialisasi dengan orang lain. Padahal bersosialisasi itu penting bagi perkembangan anak. Selain berkurangnya sosialisasi dengan orang lain, anak juga kurang melakukan aktivitas seperti berjalan dan berlari. Maka dari itu anak-anak perlu dikenalkan dengan permainan tradisional. Dengan permainan tradisional, anak-anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya karena dalam permainan tradisional biasanya dimainkan secara berkelompok. Selain itu, dengan permainan tradisional anak dapat menggerakkan tubuhnya, sehingga anak tidak hanya diam dan duduk dirumah. Salah satu permainan tradisional adalah permainan ular naga. Dengan bermain ular naga, anak dapat bergerak dengan bebas dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
II.                Tujuan
1.      Mengetahui pengertian permainan ular naga.
2.      Mengetahui cara bermain permainan ular naga.
3.      Mengetahui syair lagu permainan ular naga.
4.      Mengetahui dialog permainan ular naga.
5.      Mengetahui manfaat permainan ular naga.
III.             Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari permainan ular naga?
2.      Bagaimana cara bermain permainan ular naga?
3.      Bagaimana syair lagu permainan ular naga?
4.      Bagaimana dialog permainan dalam ular naga?
5.      Apakah manfaat bermain ular naga?



BAB II
PEMBAHASAN

I.                   Pengertian Permainan Ular Naga
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan. Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12 tahun (TK - SD).

II.                Cara Bermain Permainan Ular Naga
a.       Anak-anak berbaris bergandeng pegang “buntut”, yakni anak yang berada di belakang berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang berada didepannya.
b.      Seorang anak yang lebih besar atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan berada paling depan dalam barisan.
c.       Kemudian dua anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan "gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara, karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka lakukan.
d.      Barisan akan bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman, sambil menyanyikan lagu.
e.       Pada saat-saat tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati "gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".
f.       Setelah itu, si "induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak yang ditangkap.
g.      Seringkali perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling tertawa.
h.      Sampai pada akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
i.        dilanjutka dengan sang "induk" yang berusaha mengambil anak dibelakang "gerbang" sementara setiap "gerbang" berusaha menghalangnya. Anak yang dapat diambil akan kembali berdiri dibelakang induk dan permainan dimulai kembali.
Permainan akan dimulai kembali dengan terdengarnya nyanyi. Ular Naga kembali bergerak dan menerobos gerbang dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan lagi demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya karena sudah larut malam.

III.             Syair Lagu Permainan Ular Naga
Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk si "gerbang", yakni pada saat barisan bergerak melingkar atau menjalar.

Ular naga panjangnya bukan kepalang
Menjalar-jalar selalu kian kemari
Umpan yang lezat, itu yang dicari
Kini dianya yang terbelakang

Kemudian sambil menerobos "gerbang", barisan mengucap "kosong - kosong - kosong" berkali-kali hingga seluruh barisan lewat dan mulai lagi menjalar dan menyanyikan lagu di atas. Demikian berlaku dua atau tiga kali.
Pada kali yang terakhir menerobos "gerbang", barisan mengucap "isi - isi - isi" berkali-kali, hingga akhir barisan dan anak yang terakhir di buntut ular ditangkap ("gerbang" menutup dan melingkari anak terakhir dengan tangan-tangan mereka yang masih berkait).





IV.             Dialog Permainan Ular Naga
Kemudian terjadilah dialog dan perbantahan antara "induk" (I) dengan kedua "gerbang" (G). Dialog ini mungkin berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, dan bahkan juga berbeda-beda sesuai improvisasi si induk dan si gerbang setiap kali seorang anak ditangkap.
I  : "Mengapa anak saya ditangkap ?"
G  : "Karena menginjak-injak pohon jagung.. "
I  : "Bukankah dia sudah kuberi (bekal) nasi ?"
G  : "Nasinya sudah dihabiskan "
G2 : (menyeletuk) "Anaknya rakus, sih... "
I  : "Bukankah dia membawa obor ?"
G  : "Wah, obornya mati tertiup angin.. "
I  : "Bukankah .... ?"
G  : "..... ", dan seterusnya
Sampai akhirnya si induk menyerah dalam perbantahan. Kemudian, untuk meyakinkan kokohnya "penjara" yang dihadapinya, si induk biasanya menanyakan:
(Sambil menepuk/menunjuk salah satu lengan si "gerbang")
I  : "Ini pintu apa ?"
G  : "Pintu besi !"
I  : "Yang ini ?", (menepuk tangan yang lain)
G  : "Pintu api !"
I  : "Ini ?" (menunjuk tangan yang lain lagi)
G  : "Pintu air !",
I  : "Dan ini ?" (menunjuk tangan yang terakhir)
G  : "Pintu duri !"
Putus asa, yakin bahwa "penjara" tak tertembus, si induk kemudian menoleh kepada anaknya:
I  : "Kau mau pilih 'bintang' atau 'bulan' ?"
A  : "Bintang !"
Dan kemudian anak yang malang itu ditempatkan di belakang salah satu "gerbang", yang digelari 'bintang'.
Permainan mulai lagi sampai ular habis.

V.                Manfaat Permainan Ular Naga
Potensi edukatif dari permainan  ular  naga sangat baik untuk mengembangkan kemampuan  emosional, pada dasarnya usia anak adalah usia bermain maka usaha   pengembangan kecerdasan emosional anak  lebih tepat bila menggunakan permainan. Permainan ular naga  juga mengajarkan anak mengutamakan  partnership,  karena dalam permainan ular naga  ini  anak berinteraksi dengan  teman sebayanya,  inilah yang menjadi wahana untuk bersosialisasi dan berempati.
Keterampilan  berbahasa yang dapat distimulasi  melalui permainan ini misalnya kosa kata yang  muncul pada saat anak bermain (si Induk dan Gerbang saling berbantahan), keterampilan  sosial yang dilatih dalam permainan ini di  antaranya kemauan mengikuti dan mematuhi  aturan permainan, bermain secara bergiliran.
Kemampuan emosional anak juga dapat dilatih  dengan kemauan anak untuk menghargai orang  lain, merasakan kekalahan dan kemenangan  pada saat bermain. Perkembangan kemampuan  emosi menurut pendapat dari Goleman, merupakan aplikasi energi  dari berpikir dan bertindak,serta rasa senang, bahkan sedih, yang dapat membantu anak dalam menentukan dan menjalankan tujuan hidupnya. Selain itu ular naga juga mempunyai manfaat lain yaitu:
a.       Membawa keceriaan
Permainan tradisional umumnya dilakukan bersama-sama dengan banyak teman. Tentu saja ini bisa membawa keceriaan karena bermain bersama teman.
b.      Melatih motorik anak dan juga untuk kesehatan
Banyak permainan tradisional yang memngharuskan fisik kita bergerak. Dengan bergerak maka kita berolahraga. Dan olahraga baik untuk kesehatan.
c.       Sportivitas tinggi
Ketika bermain permainan tradisional anak diajarkan untuk selalu sportif.
d.      Murah
Umumnya alat-alat untuk permainan tradisional itu sangat murah, bahkan ular naga tidak memerlukan peralatan sama sekali.



BAB III
PENUTUP
I.                   Kesimpulan
Ular Naga adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah di waktu sore dan malam hari. Permainan ular naga memiliki manfaat edukatif dan manfaat bagi kesehatan. Yaitu anak dapat belajar bersosialisasi dan melatih motorik anak.
II.                Saran
Sebaiknya anak pada zaman sekarang dikenalkan dengan permainan tradisional agar anak dapat bersosialisasi dengan orang lain dan melatih motoriknya. Selain itu, dengan mengenalkan permainan tradisional pada anak, permainan tradisional tidak punah dan dapat semakin berkembang.

Selasa, 06 Oktober 2015








PROPOSAL
PENGARUH SEJARAH TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT PACITAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS SD


Nama:
1.      Desi Wulandari (292014004)
2.      Septiana Eka P (292014005)
3.      Dafib A.R (292014006)

Kelas : RS14A



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA





Kata Pengantar


Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkah dan hidayahNya dapat terselesaikan penyusunan Proposal Pengaruh Sejarah Terhadap Perilaku Masyarakat. Proposal ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan IPS di SD.
Di ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga proposal ini dapat diselesaikan tepat waktu. Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi sempurnanya proposal ini.
Semoga proposal ini memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi pembaca.



Penulis,


















DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
I.                   Latar Belakang ………………………………………………………………….4
II.                Tujuan ………………………………………………………………………....6
BAB II KAJIAN TEORI
I.                   Konsep Sejarah …………………………………………………………………7
II.                Perilaku Masyarakat …………………………………………………………..10
BAB III METODE STUDI LAPANG
I.                   Lokasi dan Waktu ………………………………………………………………12
II.                Metode Studi Lapang …………………………………………………………12
III.             Variabel ……………………………………………………………………….12
IV.             Instrumen Studi Lapang ………………………………………………………25
BAB IV PENUTUP
I.                   Simpulan ……………………………………………………………………….26
II.                Saran ………………………………………………………………………….26
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………..27
















BAB I
PENDAHULUAN

I.                   Latar Belakang
Pendidikan bukan hanya bagaimana cara untuk memperoleh pengetahuan namun pendidikan adalah upaya untuk meningkatkan pemahaman, sikap, dan ketrampilan serta  perkembangan anak. Kemampuan ini diharapkan dapat dicapai melalui berbagai proses pembelajaran di sekolah. Salah satu proses pembelajaran yang digunakan untuk mencapai kemampuan di atas adalah melalui pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran yang akan dilakukan adalah studi lapangan.Sumber belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga dapat diperoleh dari lingkungan dan dari narasumber melalui kegiatan wawancara. Studi lapangan merupakan salah satu bentuk pembelajaran di luar ruangan dimana terjadi kegiatan observasi untuk mengungkap fakta–fakta guna memperoleh data dengan cara terjun langsung ke lapangan. Dalam kegiatan studi lapangan, siswa diajak mengunjungi ke tempat dimana objek-objek yang akan dipelajari tersedia disana.Studi lapangan adalah salah satu proses kegiatan pengungkapan fakta - fakta melalui observasi/pengamatan  dan wawancara dalam proses memperoleh keterangan atau data dengan cara terjun langsung ke lapangan (Field Study). Studi lapangan berguna untuk berbagai penelitian dan merupakan sejumlah cara ilmiah yang dilakukan dengan rancangan operasional dan dapat memberikan hasil yang lebih akurat untuk menghindari kesalahan penelitian serta dapat menambah pengalaman. Selain itu, dengan studi lapangan dapat diungkapkan fakta-fakta sebagai realisasi dari teori yang ada.
Belajar akan lebih menyenangkan jika dilakukan di luar ruangan dengan cara mengamati secara langsung obyek pembelajarannya. Selain itu, dengan belajar di luar ruangan, anak juga dapat melakukan interaksi dengan masyarakat sehingga dapat mengetahui situasi sosial dimasyarakat. Dengan studi lapangan  akan didapat suatu pengalaman yang bersumber dari lingkungan karena proses belajar tidak hanya bersumber dari pustaka. Dengan melakukan studi lapangan, dapat dilihat  secara langsung fenomena alam dan sosial yang sebelumnya telah dipelajari secara teoritis.
Dalam ilmu sejarah, sumber belajar sejarah terdapat 3 macam sumber yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber benda. Sumber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di masa lampau, misalnya prasasti, dokumen, naskah, piagam dan surat kabar. Sumber lisan adalah keterangan langsung dari para pelaku atau saksi mata dari peristiwa yang terjadi di masa lampau.Sumber benda adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan, misalnya candi dan patung.Sumber sejarah tersebut belum tentu seluruhnya dapat menginformasikan kebenaran secara pasti. Oleh karena itu, sumber sejarah perlu diteliti, dikaji, dianalisis, dan ditafsirkan dengan cermat oleh para ahli.
Untuk mengetahui pengaruh sejarah Goa Gong, Pantai Klayar, dan Monumen Palagan Tumpak Rinjing terhadap perilaku masyarakat Goa Gong, Pantai Klayar, dan Monumen Palagan Tumpak Rinjing dapat diperoleh dengan sumber lisan melalui wawancara secara langsung dengan narasumber dan dapat dilakukan dengan cara  mengamati secara langsung Goa Gong, Pantai Klayar, dan, Monumen Tumpak Rinjing. Maka dari itu, studi lapangan perlu dilakukan.






















II.                Tujuan
a.       Mengamati obyek sejarah
·         Mengetahui sejarah ditemukannya Goa Gong.
·         Mengetahui sejarah dari Goa Tabuhan.
·         Mengetahui sejarah terjadinya Pantai Klayar.
·         Mengetahui perkembangan industri kerajinan batu akik Pacitan.
b.      Mengamati kehidupan sosial
·         Mengamati pengaruh perkembangan pelestarian Goa Gong, Goa Tabuhan, Pantai Klayar, dan pusat kerajinan batu akik Pacitan terhadap perilaku masyarakat sekitar Goa Gong, Goa Tabuhan, Pantai Klayar, dan pusat kerajinan batu akik Pacitan.
c.       Mengamati interaksi alam dan fenomena sosial
·         Mengamati stalakmit dan stalaktit yang jika dipukul berbunyi seperti gong.
·         Mengamati sistem kepercayaan masyarakat sekitar Goa Gong, Goa Tabuhan, Pantai Klayar, dan pusat kerajinan batu akik Pacitan.


















BAB II
KAJIAN TEORI


I.                   Konsep Sejarah
Hugiono dan P.K. Poerwantana mendefinisikan “Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan dipahami”. Sedangkan Sartono Kartodirdjo secara singkat mendefinisikan “sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau”. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff mengemukakan “Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya”.
Berdasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat, sejarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Dalam konteks tadi, peristiwa atau pengalaman kolektif atau riwayat masa lampau itu, tidak hanya digambarkan ataupun dinarasikan sebagai suatu fakta, melainkan ditafsirkan dan dianalisis, bahkan juga diteliti dengan menerapkan metode tertentu yang sesuai. Oleh karena itu, sejarah ini tidak hanya sebagai pengetahuan, melainkan memenuhi syarat juga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini termasuk bidang ilmu sosial.
Sejarah sebagai salah satu bidang ilmu social. Sejarah merupakan suatu kontinuitas dan berlangsung dalam hubungan kausal. Suatu peristiwa merupakan akibat dari peristiwa sebelumnya dan akan menjadi sebab dari peristiwa selanjutnya. Untuk memahami akibat peristiwa yang ada perlu dilandasi dengan pengetahuan sejarah dan konsep-konsep dasar sejarah menjadi dasar bagi pengetahuan itu.
Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda, tiap diri makhluk, baik yang hidup dan tidak hidup, tiap fenomena di alam raya ini. Tiap benda, tiap diri, dan tiap fenomena tersebut memiliki riwayat, asal usul yang menyangkut proses, peristiwa dan waktu. Dengan perkataan lain, tiap apa yang ada di alam raya ini memiliki sejarah masing-masing, atau paling tidak ada riwayat asal-usulnya.
Secara objektif, suatu peristiwa ataupun pengalaman hidup di masa lampau tidak dapat diulang kembali. Namun dengan menerapkan suatu metode, peristiwa atau pengalaman tersebut dapat direkonstruksi, disusun kembali. Apa yang telah terjadi, telah menjadi fakta sejarah. Suatu makna yang berharga, dengan mempelajari peristiwa dan pengalaman masa lampau dan dihubungkan dengan kejadian serta pengalaman aktual dimasa sekarang, dapat  diketahui dan dikaji perkembangan kehidupan. Dan dari perkembangan tersebut, dapat diprediksi kejadian-kejadian masa yang akan datang. Dengan menelaah sejarah pertumbuhan (penduduk, produksi, perluasan kota), mulai masa lampau sampai saat ini, dapat diprediksi atau .paling tidak melihat kecenderungan masa yang akan datang. Dalam hal ini, belajar, mempelajari dan mengkaji sejarah, bukan merupakan kegiatan yang statis, malah justru merupakan suatu yang dinamis ke masa yang akan datang.
Sejarah sebagai bidang ilmu sosial, memiliki konsep dasar yaitu sebagai berikut:
1.      Waktu
Waktu merupakan konsep dasar pada sejarah, peristiwa itu tidak dapat dikatakan sebagai fenomena dan fakta sejarah jika tidak dinyatakan waktu terjadinya, terutama waktu yang menunjukkan waktu masa lampau. Waktu yang telah lampau, menjelaskan sifat, bobot dan warna peristiwa yang bersangkutan. Peristiwa sejarah, dapat dinyatakan sebagai sejarah apabila terkait dengan waktu.
2.      Dokumen
Dokumen adalah sebuah tulisan yang memuat informasi. Biasanya, dokumen ditulis di kertas dan informasinya ditulis memakai tinta baik memakai tangan ato memakai media elektronik (seperti printer). http://id.wikipedia.org/wiki/Dokumen
3.      Alur peristiwa
Konsep alur peristiwa tidak lain adalah suatu rentetan peristiwa atau rentetan pengalaman sejarah masa lampau berdasarkan urutan waktu terjadinya. Atau dengan ungkapan konsep yang lain yaitu kronologi peristiwa atau pengalaman sejarah masa lampau. Konsep alur peristiwa dan kronologi, mengungkapkan dinamika peristiwa atau pengalaman sejarah dari waktu ke waktu yang menunjukkan perkembangan serta perubahannya.
4.      Kronologi
Kronologi adalah istilah yang artinya diambil dari bahasa Yunani chronos yang artinya waktu dan -logi yang artinya ilmu maka disimpulkan kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu atau sebuah kejadian pada waktu tertentu.
5. Peta
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja. Namun secara umum pengertian peta adalah lembaran seluruh atau sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu. Sebuah peta adalah representasi dua dimensi dari suatu ruang tiga dimensi. Ilmu yang mempelajari pembuatan peta disebut kartografi. Banyak peta mempunyai skala, yang menentukan seberapa besar objek pada peta dalam keadaan yang sebenarnya.
6. Tahap-tahap peradaban
Peradaban adalah memiliki berbagai arti dalam kaitannya dengan masyarakat manusia. Seringkali istilah ini digunakan untuk merujuk pada suatu masyarakat yang "kompleks": dicirikan oleh praktik dalam pertanian, hasil karya dan pemukiman, berbanding dengan budaya lain, anggota-anggota sebuah peradaban akan disusun dalam beragam pembagian kerja yang rumit dalam struktur hirarki sosial. stilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah "budaya" yang populer dalam kalangan akademis.
7. Ruang
Pendekatan keruangan adalah upaya dalam mengkaji masalah atau fenomena geosfer dengan mengidentifikasi dan menganalisis seluruh fenomena geosfer yang terjadi pada suatu daerah atau ruang tertentu.
8. Evolusi
Evolusi adalah proses perubahan secara berangsur-angsur (bertingkat) dimana sesuatu berubah menjadi bentuk lain (yang biasanya) menjadi lebih kompleks/ rumit ataupun berubah menjadi bentuk yang lebih baik. Evolusi berasal dari bahasa latin evolvere "membuka lipatan," dari ex- "keluar" + volvere "menggulung" yang berarti "membuka lipatan, keluar, berkembang,". Evolusi pada tahun 1622, pada awalnya berarti "membuka gulungan buku"; namun istilah ini digunakan pertama kali dalam pengertian ilmiah modern pada tahun 1832 oleh seorang Geologis berkebangsaan Skotlandia bernama Charles Lyell. Charles Darwin kemudian menggunaka istilah ini satu kali dalam paragraf penutup bukunya yang berjudul "The Origin of Species" (Asal mula Spesies) pada tahun 1859. Istilah ini kemudia dipopulerkan oleh Herbert Spencer dan ahli biologi lainnya.
9. Revolusi
Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat. Di dalam revolusi, perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tanpa direncanakan terlebih dahulu dan dapat dijalankan tanpa kekerasan atau melalui kekerasan. Revolusi menghendaki suatu upaya untuk merobohkan, menjebol, dan membangun dari sistem lama kepada suatu sistem yang sama sekali baru. Revolusi senantiasa berkaitan dengan dialektika, logika, romantika, menjebol dan membangun. Karakter kekerasan pada ciri revolusi dipahami sebagai sebagai akibat dari situasi ketika perubahan tata nilai dan norma yang mendadak telah menimbulkan kekosongan nilai dan norma yang dianut masyarakat.
II.                Perilaku Masyarakat
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Perilaku Sosial adalah perilaku yang secara khusus ditujukan kepada orang lain. Menurut Max Weber Perilaku mempengaruhi aksi sosial dalam masyarakat yang kemudian menimbulkan masalah-masalah. Kecenderungan perilaku dalam hubungan social adalah sebagai berikut:
1.      Dapat diterima atau ditolak oleh orang lain
Orang yang memiliki  sifat dapat  diterima oleh orang lain biasanya  tidak  berprasangka buruk terhadap orang lain, loyal, dipercaya, pemaaf dan tulus menghargai  kelebihan  orang lain. Sementara  sifat orang yang ditolak biasanya suak mencari kesalahan dan tidak mengakui kelebihan orang lain.
2.      Suka bergaul dan tidak suka bergaul
Orang yang suka bergaul biasanya  memiliki  hubungan sosial  yang baik,  senang bersama dengan yang lain dan senang bepergian. Sedangkan orang  yang tidak suak bergaul menunjukkan sifat dan perilaku yang sebaliknya.
3.      Sifat ramah dan tidak ramah
Orang yang ramah biasanya periang, hangat, terbuka, mudah didekati orang,dan suka bersosialisasi. Sedang orang yang tidak ramah cenderung bersifat sebaliknya.
4.      Simpatik atau tidak simpatik
Orang yang memiliki sifat simpatik biasanya peduli terhadap perasaan dan keinginan orang lain, murah hati dan suka membela orang tertindas.Sedangkan orang yang tidak simpatik  menunjukkna sifat-sifat yang sebaliknya.



























BAB III
METODE STUDI LAPANG

I.                   Lokasi dan Waktu
a.       Lokasi
·         Goa Gong
Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
·         Pantai Klayar
Pantai Klayar terletak di Desa Kalak, Kecamatan Donorejo, Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur.
·         Goa Tabuhan
Goa ini terletak di desa Wareng, Kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
b.      Waktu
Selasa, 17 Maret 2015.
II.                Metode Studi Lapang
Studi lapang di Pacitan menggunakan metode observasi dan wawancara. Observasi yaitu mengamati secara langsung obyek studi lapang, sedangkan wawancara yaitu dengan bertanya langsung pada masyarakat sekitar obyek studi lapang.
III.             Variabel
a.       Obyek Studi Lapangan di Pacitan
Pacitan adalah sebuah kota di tepi pantai selatan yang terletak pada garis lintang selatan : 8' 3 – 8' 17 bujur timur 11' 2 – 11' 28. Pacitan adalah sebuah kabupaten yang terletak di penghujung barat daya provinsi Jawa Timur yang berjarak 270 km dari kota Surabaya atau 100 km dari Solo. Untuk menempuhnya butuh waktu 5-6 jam dari Surabaya melalui Kabupaten Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Madiun, dan Ponorogo. Pacitan memiliki luas daerah 1.389,87 km2.
Secara geografis, Pacitan berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dengan dikelilingi pegunungan kapur (karst).Kondisi geografis kabupaten Pacitan 80 % lebih wilayahnya merupakan gunung kapur yang sulit air. Namun di balik itu tersimpan pemandangan alam yang eksotik yang tidak pernah atau jarang dijumpai di daerah lain. Pacitan memiliki jumlah goa yang begitu banyak, sehingga mendapat julukan Kota 1001 Goa.
Obyek studi lapang berupa: hamparan kapur yang fenomenanya berupa gua kapur, pantai kapur, dan sumberdaya kapur.

     https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcR8uVJLATyPEKzVyKkMUAkp4U5hB8Z64tMq9CDtEjQrPbIjLmUDsQ
Gambar peta wisata di Kabupaten Pacitan

1.      GOA GONG
a.      Waktu
Dinamakan Goa Gong karena didalamnya terdapat sebuah batu yang jika dipukul akan menimbulkan bunyi seperti Gong yang ditabuh. Goa-goa di Pacitan ini pada umumnya terbentuk dari jenis batuan karst, batu yang tampak hitam dan sangat keras. Pada awal mulanya Goa Gong diketemukan oleh dua orang penduduk lokal yang tanpa sengaja sedang ingin mencari sumber air.
b.      Dokumen
Goa ini sangat luar biasa, dihiasi oleh ratusan stalaktit dan stalagmit juga batuan kapur di sekeliling goa yang dapat membuat pengunjung takjub akan keindahannya. Goa Gong memiliki tekstur yang cenderung kering dan berwarna gading. Sambung-menyambung dari satu sudut ke sudut lain. Nampak seperti akar atau tirai yang bergelantungan anggun. Terdapat stalaktit dan stalakmit yang berumur ratusan tahun. Ukuran besar dan tingginya ada yang mencapai puluhan meter, sehingga ada yang tersambung dan membentuk semacam pilar batu kapur. Cukup dengan menepuk telapak tangan kita ke permukaannya, maka akan terdengar bunyi-bunyian berdengung. Persis menyerupai suara alat musik Gong. Semakin ke bawah, semakin banyak tetesan air dari pucuk stalakmit dan stalaktit (kristal dari air) tadi. Membuat pijakan kaki terasa sedikit licin. Goa ini juga dipercantik dengan kehadiran "Sendang Panguripan", yaitu sumber mata air di dalamnya, yang merupakan sungai bawah tanah yang menembus ke dinding gua dan akhirnya bertemu dengan lapisan kedap air.
Goa Gong terdiri dari beberapa ruang:
1.      Ruang pertama, yaitu ruang Sendang Bidadari. Dalam ruangan ini terdapat sendang kecil dengan air yang dingin dan bersih.
2.      Ruang ke dua, di sebelahnya adalah ruang Bidadari, menurut cerita dalam ruangan kadang melintas bayangan seorang wanita yang cantik.
3.      Ruang tiga dan empat adalah ruang kristal dan marmer, dalam ruangan tersimpan batu kristal dan marmer, di sisi-sisi atas dan samping gua dengan kualitas yang hampir sempurna.
4.      Ruang lima, adalah ruangan terbesar dan  yang sedikit lapang. Di tempat ini pernah dijadikan konser musik empat negara, yaitu: Indonesia, Swiss, Inggris dan Perancis dalam kerangka mempromosikan keberadaan Goa Gong ke mancanegara.
5.      Ruang enam adalah ruang pertapaan dan terakhir
6.      Ruang tujuh adalah ruang batu gong. Disinilah terdapat batuan yang bila dipukul mengeluarkan suara seperti suara gong. Pada hari-hari tertentu setiap hari Jumat, ada suara musik tradisional yang disebut “Jaranan”.
Selain itu goa gong juga mempunyai 5 sendang sebagai sumber air yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, Sendang Kamulyan, dan Sendang Ralung Nisto yang konon memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit. Keindahan Stalagtit dan stalagmitnya sangat memukau diabadikan dengan nama Selo Cengger Burni, Selo Gerbang Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, Selo Bantaran Angin dan Selo Susuh Angin.
Goa Gong 
Stalaktit Goa Gong yang berbentuk seperti tirai
Sendang di Goa Gong

c.       Alur Peristiwa
·         Goa yang alami menjadi goa yang mulai dikunjungi masyarakat.
Goa telah dilengkapi oleh tangga dan besi pengaman yang akan menjadi penuntun ketika menelusuri goa. Goa ini juga dilengkapi dengan beberapa kipas angin untuk sirkulasi udara di dalam goa. Masuk ke mulut goa yang sejauh 300 M dan di fasilitasi dengan cahaya lampu yang terang di sepanjang jalan masuk.Objek wisata yang satu ini sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti wc umum, musholla, rumah makan, toko souvenir, juga tempat parkir. Karcis masuk ke dalam Goa Rp 5.000/orang. Di luar goa banyak pedagang yang menyewakan senter seharga Rp 3.000/senter. Namun jika tidak ingin menyewa senter pun tidak masalah karena keadaan di dalam goa sudah dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai dari lampu-lampu taman dan lampu sorot yang dipasang di sisi-sisi goa.
d.      Kronologi
Berkaitan dengan budaya, yang berbau 'mistis' dari gua ini adalah bunyi gong yang bisa dihasilkan dengan menabuh sebuah batu yang berada di salah satu ruang di gua ini.Gua Gong terbagi beberapa ruangan yang memiliki nama sendiri, ada ruangan pemandian (sendang) yang berisi air jernih dan sejuk dan dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit, ada ruang gua yang berisi batu kristal dan marmer yang nyaris mendekati sempurna.
e.       Tahap-tahap peradaban
Mata pencaharian masyarakat di luar goa gong banyak pedagang yang menyewakan senter seharga Rp 3.000/senter. Jalan setapak menuju Goa yang telah disemen dengan baik dipenuhi dengan warung-warung yang mejajakan minuman dan makanan tradisional. Penjualnya kebanyakan perempuan dari yang berusia muda hingga nenek-nenek.
f.       Ruang : Goa Gong terletak di Desa Bomo, Kecamatan Punung, Donorejo Pacitan, 140 km arah selatan kota Solo atau 30 km arah Barat Daya Kota Pacitan. Atau 37 km dari Pusat Kota Pacitan. Goa dengan stalaktit (batuan kapur berbentuk kerucut dilangit – langit goa) dan stalakmit (batuan kapur yang berdiri tegak didasar berusia ratusan tahun). yang dinominasikan sebagai goa terindah di Asia Tenggara. Dapat dicapai dengan kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat. Letaknya tidak jauh dari gerbang masuk Kota Pacitan, petunjuk jalan menuju ke arah Goa Gong juga cukup jelas. Namun semakin mendekat ke Goa Gong, jalan yang dilalui semakin menyempit hingga akhirnya menemukan perempatan jalan yang kecil sebelum akhirnya memasuki pelataran parkir Goa Gong. Jalan setapak menuju Goa yang telah disemen dengan baik dipenuhi dengan warung-warung yang mejajakan minuman dan makanan tradisional. Penjualnya kebanyakan perempuan dari yang berusia muda hingga nenek-nenek.
g.      Revolusi
 Goa Gong yang notabene terletak di kota Pacitan dan berada di daerah pantai selatan; harus dilalui dengan mengendarai kendaraan melewati daerah gunung dan batuan karas yang rawan longsor di musim penghujan – mungkin itu pula yang menjadi kendala. Sementara ini, Pacitan yang juga tempat kelahiran dan rumah kecil presiden Susila Bambang Yudhiyono (SBY) memiliki keuntungan tersendiri dengan diangkatnya beliau menjadi SBY ; yaitu perkembangan akses ring road selatan sewaktu beliau mengunjungi rumah orang tua nya. Perlahan akses semakin baik dan dijanjikan untuk semakin aman dengan bekal mempromosikan keindahan alam selatan

2.      PANTAI KLAYAR
a.      Waktu
Saat di pagi hari, pemandangan yang khas dan paling indah di Pantai Klayar adalah sunrise atau matahari terbit. Di waktu ini, mentari muncul dari balik bukit sebelah timur pantai. Karena mentari pagi muncul dari arah tersebut, maka bukit barat dan selatan pun akan terang benderang. Disini anda bisa menyaksikan dengan begitu jelas, ukiran dan pahatan alam menghiasi tebing – tebing raksasa di sebelah barat dan selatan.
Selain pemandangan indah yang muncul akibat terpaan mentari pagi, yang khas di Pantai Klayar saat pagi lainnya adalah laut yang surut, sehingga bisa berjalan di atas air yang jernih dan ombak yang berdesir kalem. Jika beruntung, anda pun bisa menyaksikan hewan laut asyik berlarian dan bercengkerama.
Di pagi hari ini pula, biasanya kapal – kapal nelayan akan terlihat mulai berdatangan setelah melaut. Ini juga menjadi obyek fotografi yang bagus untuk diabadikan.
Berlanjut saat siang hari, pemandangan yang lebih kaya warna akan menghiasi dan melengkapi keindahan pantai Klayar. Di waktu sekitar pukul 10.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB adalah waktu siang yang biasanya menjadi waktu paling ramai di Pantai Klayar dikunjungi wisatawan.
b.      Dokumen
Pantai Klayar adalah pantai kawasan (gugusan karang) karst di Pantai Selatan dengan hamparan pasir putih, yang membentuk bangun-bangun geometris, yang nampak di hampir semua arah pantai Klayar seperti batu karang  raksasa mirip patung Sphinx di Mesir,  tebing-tebing batu yang mengelilingi (ada yang berbentuk gapura (karang bolong), tebing karang yang agak landai,seruling laut, air mancur alami, dan air terjun. Fenomena yang nampak dari pantai Klayar adalah:
1.      Pantai memiliki garis pantai berpasir putih dengan dihiasi deretan pohon kelapa dan menjulangnya bukit-bukit di pinggir pantai, yang bisa didaki untuk melihat keindahan Pantai Klayar dan gubug-gubug/lincak-lincak yang beratap daun kering.
2.      Air laut berwarna biru dan ombak yang besar, pengunjung tidak diperbolehkan berenang. Pantai Klayar memiliki gradasi warna langit dan laut, karena beda jarak (laut dan langit), sehingga terdapat perpaduan dua warna yakni warna hijau tosca dan biru muda.
3.      Karang di laut: Ada dua karang setinggi pohon kelapa dan menjadi ikon favorit wisatawan yang terletak di sisi:
a.       Timur. Di belakang/di balik karang, terdapat banyak karang yang diterjang ombak Laut Selatan dan karang itu berlubang yang terbentuk dari kikisan abrasi. Abrasi yang mengikis bongkahan batuan membentuk aneka ragam bangun yang disebut tafon. Gua karang ini tersembunyi dalam air. Diantara karang-karang itu, terdapat karang raksasa (tebing besar) seperti penjaga dan  mirip Spinx yang ada di Mesir. Satu tebing berwarna gelap dan yang satu berwarna kehijauan. Kerasnya deburan ombak diteruskan oleh air yang menekan, sehingga sebagian membentuk air mancur yang muncrat (blow pipe), secara vertikal (tegak lurus) melewati celah kecil di bagian atas permukaan karang, hingga ketinggian 10 meter dan menimbulkan seperti gerimis dan embun air laut yang diikuti bunyi melengking seperti seruling laut (samudera) yang bunyinya  mirip suara siulan yang ditimbulkan oleh masuknya air laut pada saat air pasang (sekitar pukul 09.00 atau pukul 16.00) yang didorong oleh gelombang laut,  kebawah batu karang dan menyembur ke atas seperti air. Semburan mirip geyser. Ini terjadi secara periodik. Akibat semburan air laut, nampak pendaran cahaya pelangi nan indah. Sedikit ke tengah, batu karang yang besar, juga muncul dari perairan besar yang tampil sebagai pulau karang yang indah seperti Tanah Lot di Pulau Bali. Sesuai dengan teori Bernoulli. Terdapat sungai-sungai kecil yang bermuara di Pantai Klayar. Sungainya dangkal dengan kedalaman sepaha orang dewasa. Di sebelahnya terdapat air terjun setinggi dua meter. Menuju ke kawasan ini perlu dibantu oleh pemandu wisata setempat, karena zona ini termasuk kawasan terlarang Pantai Klayar.
b.      Barat. Landscape berupa pantai dan karang setinggi 50 meter dan besar. Tebing karang merupakan gugusan karang, seperti tempat bersandarnya kapal Nabi Nuh atau perang Inggris vs Perancis di film Robin Hood. Tebing sisi kanan dibuat gardu pandang.
c.       Aktifitas yang dilakukan seperti penyewaan atv, penjual cinderamata, berjemur, memancing, para nelayan yang mencari ikan, kemah ataupun outbond disekitar pantai.
d.      Keindahan pantai
Morfologi Pantai Klayar ditentukan oleh struktur geologi dan gejala pengangkatan aktif pantai selatan. Pengangkatan ditunjukkan oleh tersingkapnya endapan batu-gisik (beach-rock), yang sebagian permukaannya ditutupi oleh rumput laut.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgwnuiK2gq6SxF0JE-I64OBQG4tgAxNhlSEbmuqbe6qnjUcPavg32hELwWSBcDWmsNMrwTUjmFggXCLxmuS7SxkGxE7JYeL3gh_ZA3mRl2DlS3orAGh9XeJVRmA-Ez3rhOQ8dQKUqW827U/s320/cvbnm.jpg 
Batu karang yang berbentuk seperti spink
c.       Alur Peristiwa
Penduduk pantai Klayar sering menyelenggarakan upacara budaya masyarakat setempat yang disakralkan, yaitu:
1.      Upacara  ceprotan
Upacara  ceprotan  diselenggarakan  di  sekitar kecamatan Donorejo dan dilaksanakan setiap tahun  sekali pada bulan Longkang tepatnya pada senin kliwon.  Dalam upacara adat ini adatradisi saling melempar kelapa muda. Upacara  ini sebagai pelengkap ritual bersih desa, yang  bertujuan  untuk  tolak  bala (mbah  Kasiman,  tokoh masyarakat setempat).  Untuk mengenang Dewi Sekartaji, masyarakat Desa Sekar melaksanakan bersih desa dengan menyertakan buah kelapa muda dengan diawali Sendratari dan selanjutnya ceprotan dilaksanakan oleh para pemuda yang terdiri dari dua kelompok yang melempar. Pada saat itulah terlihat sangat fantastik terpercik dari kelapa muda yang membahana di udara. Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Pencipta atas segala yang telah dilimpahkan-Nya.Disamping upacara Ceprotan, di desa Kendal juga terdapat tari Rung Sarung. Tari ini merupakan karya seni tarian yang mengisahkan ibu-ibu petani  desa  yang  sedang  memanfaatkan  sarung  sebagai  penghangat  tubuh,  sebagai alat untuk menggendong tas atau keranjang untuk pergi ke kebun, penggendong senik ke tegal, dan pergi ke pasar, maupun untuk sarana ibadah.
2.      Upacara Adat Jangkrik Genggong
Merupakan upacara perayaan anak laki-laki sebagai tanda beranjak ke dewasa. Setelah selesai upacara, anak tersebut boleh turun ke laut untuk berlayar. Pada malam puncaknya, dilaksanakan pagelaran seni tayub. Menurut mitos, sang ratu penguasa pantai selatan selalu meminta gendhing Jangkrik Genggong kepada sesepuh desa (dukun).
d.      Tahap-tahap peradaban
Kondisi geografis Pacitan yang sebagian besar berbukit tandus menyebabkan daerah ini kurang cocok untuk bercocok tanam padi sehingga ketela pohon atau singkong menjadi alternatif sejak dahulu. Hasil pertanian utama Pacitan adalah padi, singkong, cengkeh, kelapa dan kakao yang baru dibudidayakan beberapa tahun terakhir. Potensi bahan tambang juga cukup besar di kawasan Pacitan. Kerajinan batu akik yang terpusat di kawasan Donorojo, sedikit banyak telah menyumbang nilai penting bagi Pacitan.
e.       Ruang
Letak administrasi pantai kapur. Terletak di Desa Kalak kecamatan Donorojo kabupaten Pacitan (Jawa Timur). Posisi daerah berada di sisi selatan Jawa Timur dan berbatasan dengan Wonogiri di Jawa Tengah. Jarak sekitar 35-40 km ke arah barat dari kota Pacitan atau sekitar 60 menit. Ketinggian 0–25 meter DPL dan merupakan pantai yang paling barat yang bersebelahan dengan Pantai Watu Karung dari deretan pantai selatan. Pantai ini masih segaris dengan Pantai Teleng Ria yang sudah dikelola sebagai tempat wisata terlebih dahulu. Akses jalan menuju obyek yaitu jalan berliku-liku, naik-turun.

3.      Goa Tabuhan
a.      Waktu
Goa ini mulai ramai dikunjungi orang sejak 1998, menurut para ahli goa, proses pembentukan stalaktit dan stalakmit di goa tabuhan diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur.







b.      Dokumen
Goa Tabuhan tampak dari depan
Pacitan
Pintu masuk goa tabuhan
Stalaktit dan stalakmit goa tabuhan

c.       Alur Peristiwa
Goa ini terletak di desa Wareng, kecamatan Punung, kabupaten Pacitan, Jawa Timur, kira-kira 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat. Daerah ini terletak di perbatasan Jawa Tengah sebelah selatan. Pacitan bisa dicapai dari Wonogiri Jateng, Ponorogo Jatim, atau Trenggalek Jatim. Namun, juga bisa datang dari Yogyakarta melalui jalur alternatif yang melewati Kabupaten Gunung Kidul.
Awalnya goa tabuhan bernama Goa Tapan karena terletak di perbukitan kapur Tapan. Menurut sejarah setempat, goa ini ditemukan oleh Kyai Santiko yang pada waktu itu kehilangan sapi, dan akhirnya ditemukan di goa ini. Lalu, goa ini dibersihkan dan diambil oleh Raden Bagus Joko Lelono dan Puteri Raden Ayu Mardilah. Goa ini terlihat besar dari luar, dan begitu masuk Anda langsung disuguhi kubah yang megah, lengkap dengan stalaktit (batuan yang berbentuk seperti tiang dan menempel di atap goa) dan stalakmit (seperti stalaktit, namun menempel di dasar goa). Namun bila menjelajah lebih dalam, hanya akan menemukan jalan kecil buntu yang ujungnya dipercaya sebagai tempat bertapa Pangeran Diponegoro dan pengikutnya.
Yang unik dari Goa ini adalah adanya stalaktit dan stalakmit yang jika dipukul mengeluarkan suara nyaring dan merdu. Oleh karena itu, goa ini kerap digunakan sebagai pentas musik jawa tradisional dengan hanya kendang, stalaktit, dan stalakmit sebagai instrumentnya. Sulit dipercaya memang jika belum menyaksikan langsung. Tembang jawa dinyanyikan oleh tiga orang penyanyi wanita yang disebut sinden, diiringi dengan empat pria sebagai pemukul kendang, stalaktit, dan stalakmit. Memang tidak semua batuan bisa mengeluarkan suara merdu, hanya beberapa saja yang bisa digunakan sebagai instrument musik.

d.      Kronologi
Goa Tabuhan mulai ramai dikunjungi orang sejak 1998, dan awalnya bernama Goa Tapan, karena sering dipakai orang untuk bertapa. Seiring dengan berjalannya waktu, goa ini lebih terkenal dengan goa Tabuhan karena sering digunakan warga setempat untuk kegiatan kesenian, dengan cara memukul stalaktit di dalam goa hingga mengeluarkan suara seperti gamelan.
Goa Tabuhan berlokasi di bukit kapur Tapan dengan pembentukan stalaktit dan stalakmit yang diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 25 kilometer arah barat kota Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.
e.       Perubahan peradaban
Goa Tabuhan mulai ramai dikunjungi orang sejak 1998, dan awalnya bernama Goa Tapan, karena sering dipakai orang untuk bertapa. Seiring dengan berjalannya waktu, goa ini lebih terkenal dengan goa Tabuhan karena sering digunakan warga setempat untuk kegiatan kesenian, dengan cara memukul stalagtit di dalam goa hingga mengeluarkan suara seperti gamelan.
Goa Tabuhan berlokasi di bukit kapur Tapan dengan pembentukan stalagtit dan stalagmit yang diyakini sudah berlangsung beratus tahun lalu, karena adanya reaksi kimia antara hujan dan mineral kapur. Dengan panjang rata-rata hingga tujuh meter dan diameter hingga satu meter, stalagtit dan stalagmit di goa yang termasuk wilayah Dukuh Tabuhan, Desa Wareng, Kecamatan Punung, sekitar 25 kilometer arah barat kota Pacitan ini tampak menyerupai pilar-pilar raksasa yang sangat menakjubkan.
f.       Ruang
Goa Tabuhan ini terletak di pedesaan di pedalaman Pacitan, tepatnya Desa wareng Kecamatan Punung, Pacitan. Jarak tempuh dari pusat kota menuju obyek wisata ini adalah 40 Km ke arah barat. Goa Tabuhan ini berlokasi di bukit kapur Tapan dan memiliki langit-langit penuh akar batu yang bergelantungan.

4.      Potensi Batu Akik Pacitan
Kerajinan batu akik atau batu mulia berada di pusat kerajinan batu akik di Desa Gendaran, Kecamatan Donorojo Pacitan. Potensi batu mulia Desa Gendaran diolahmenjadi kerajinan seni bernilai tinggi. Kurang lebih 50 rumah membuka kerajinan home industri batu akik dan menjadi trade mark Batu Akik Pacitan. Batu akik dijual di rumah Gendaran, ke pasar Sukodono atau di Goa Gong, Goa Tabuhan, atau Pantai Watukarung. Potensi batu akik Pacitan, belum berkembang secara maksimal, karena pengelolaan produksi batu mulia dikelola mandiri atau swadaya masyarakat setempat. Pada hari biasa agak sepi pembeli, tapi kalau hari pasaran setiap Kliwon, menjual akik di Pasar Sukodono lumayan ramai.
Industri Batu Mulia berjumlah sekitar 96 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja 250 orang. Pemasaran di Indonesia adalah Yogjakarta, Bali, Surabaya dan Jakarta. Pasar global Belanda, Arab Saudi dan Swiss dengan berbagai jenis batu fosil, batu kristal dan cincin. Macam perhiasan: kalung, liontin, tasbih, bros, souvenir dan peralatan rumah tangga seperti batu unik, asbak rokok.
131111aakik.jpg Adi salah satu penjual akik Pacitan
Adi salah satu penjual akik Pacitan       06/02/2015
Sentra dan Pengrajin
Kabupaten Pacitan terdiri dari sekitar 37 unit usaha.  Namun untuk memfokuskan pembinaan dan terbatasnya waktu maka untuk selanjutnya hanya dipilih 5 unit usaha yang betul-betul prioritas dan memiliki potensi. Adapun aspek pertimbangan yang diberlakukan dalam pemilihan unit usaha adalah keaktifan dalam berproduksi, motivasi dan keinginan untuk berkembang dari pemiliknya dan merupakan usaha penghasilan utama bagi pemiliknya.









IV.             Instrumen
1.      Bagaimana sejarah ditemukannya Goa Gong?
2.      Bagaimana sejarah penamaan Goa Gong?
3.      Ada berapa ruang yang ada di Goa Gong?
4.      Ada berapa sendang yang ada di Goa Gong?
5.      Apakah air sendang Goa Gong dimanfaatkan oleh masyarakat?
6.      Bagaimana pasir pantai yang ada di Pantai Klayar?
7.      Seperti apakah seruling laut di Pantai Klayar?
8.      Bagaimana warna air laut di Pantai Klayar?
9.      Seperti apakah air mancur yang ada di Pantai Klayar?
10.  Seperti apakah batu karang yang berbentuk mirip spink?
11.  Bagaimana sejarah ditemukannya Goa Tabuhan?
12.  Bagaimana sejarah penamaan Goa Tabuhan?
13.  Bagaimana keadaan stalaktit dan stalakmit di Goa Gong dan Goa Tabuhan?
14.  Bagaimana penjualan batu akik di obyek studi lapang?


















BAB IV
PENUTUP

I.                   Kesimpulan
Untuk mengetahui pengaruh sejarah Goa Gong, Pantai Klayar, dan Monumen Palagan Tumpak Rinjing terhadap perilaku masyarakat Goa Gong, Pantai Klayar, dan Monumen Palagan Tumpak Rinjing dapat diperoleh dengan sumber lisan melalui wawancara secara langsung dengan narasumber dan dapat dilakukan dengan cara  mengamati secara langsung Goa Gong, Pantai Klayar, dan, Monumen Tumpak Rinjing. Maka dari itu, studi lapangan perlu dilakukan.
II.                Saran
Pembelajaran diluar ruangan lebih menyenangkan dari pada belajar didalam ruangan. Selain itu belajar di luar ruangan juga membuat siswa tidak jenuh dan lebih bersemangat untuk belajar.



















DAFTAR PUSTAKA
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Peta