BAB I
PENDAHULUAN
I.
Latar
Belakang
Pada zaman sekarang, anak-anak lebih suka bermain
handphone atau laptop daripada bermain bersama teman-temannya. Hal ini dapat
menyebabkan anak kurang sosialisasi dengan orang lain. Padahal bersosialisasi
itu penting bagi perkembangan anak. Selain berkurangnya sosialisasi dengan
orang lain, anak juga kurang melakukan aktivitas seperti berjalan dan berlari.
Maka dari itu anak-anak perlu dikenalkan dengan permainan tradisional. Dengan
permainan tradisional, anak-anak dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya
karena dalam permainan tradisional biasanya dimainkan secara berkelompok.
Selain itu, dengan permainan tradisional anak dapat menggerakkan tubuhnya,
sehingga anak tidak hanya diam dan duduk dirumah. Salah satu permainan
tradisional adalah permainan ular naga. Dengan bermain ular naga, anak dapat
bergerak dengan bebas dan bersosialisasi dengan teman-temannya.
II.
Tujuan
1.
Mengetahui pengertian permainan ular naga.
2.
Mengetahui cara bermain permainan ular naga.
3.
Mengetahui syair lagu permainan ular naga.
4.
Mengetahui dialog permainan ular naga.
5.
Mengetahui manfaat permainan ular naga.
III.
Rumusan
Masalah
1.
Apa pengertian dari permainan ular naga?
2.
Bagaimana cara bermain permainan ular naga?
3.
Bagaimana syair lagu permainan ular naga?
4.
Bagaimana dialog permainan dalam ular naga?
5.
Apakah manfaat bermain ular naga?
BAB II
PEMBAHASAN
I.
Pengertian
Permainan Ular Naga
Ular Naga
adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah
di waktu sore dan malam hari. Tempat bermainnya di tanah lapang atau halaman
rumah yang agak luas. Lebih menarik apabila dimainkan di bawah cahaya rembulan.
Pemainnya biasanya sekitar 5-10 orang, bisa juga lebih, anak-anak umur 5-12
tahun (TK - SD).
II.
Cara
Bermain Permainan Ular Naga
a.
Anak-anak
berbaris bergandeng pegang “buntut”, yakni anak yang berada di belakang
berbaris sambil memegang ujung baju atau pinggang anak yang berada didepannya.
b.
Seorang anak
yang lebih besar atau paling besar, bermain sebagai "induk" dan
berada paling depan dalam barisan.
c.
Kemudian dua
anak lagi yang cukup besar bermain sebagai "gerbang", dengan berdiri
berhadapan dan saling berpegangan tangan di atas kepala. "Induk" dan
"gerbang" biasanya dipilih dari anak-anak yang tangkas berbicara,
karena salah satu daya tarik permainan ini adalah dalam dialog yang mereka
lakukan.
d.
Barisan akan
bergerak melingkar kian kemari, sebagai Ular Naga yang berjalan-jalan dan
terutama mengitari "gerbang" yang berdiri di tengah-tengah halaman,
sambil menyanyikan lagu.
e.
Pada saat-saat
tertentu sesuai dengan lagu, Ular Naga akan berjalan melewati
"gerbang". Pada saat terakhir, ketika lagu habis, seorang anak yang
berjalan paling belakang akan 'ditangkap' oleh "gerbang".
f.
Setelah itu, si
"induk" --dengan semua anggota barisan berderet di belakangnya-- akan
berdialog dan berbantah-bantahan dengan kedua "gerbang" perihal anak
yang ditangkap.
g.
Seringkali
perbantahan ini berlangsung seru dan lucu, sehingga anak-anak ini saling
tertawa.
h.
Sampai pada
akhirnya, si anak yang tertangkap disuruh memilih di antara dua pilihan, dan
berdasarkan pilihannya, ditempatkan di belakang salah satu "gerbang".
i.
dilanjutka dengan sang "induk" yang berusaha
mengambil anak dibelakang "gerbang" sementara setiap
"gerbang" berusaha menghalangnya. Anak yang dapat diambil akan kembali
berdiri dibelakang induk dan permainan dimulai kembali.
Permainan akan
dimulai kembali dengan terdengarnya nyanyi. Ular Naga kembali bergerak dan
menerobos gerbang dan lalu ada lagi seorang anak yang ditangkap. Perbantahan
lagi demikian berlangsung terus, hingga "induk" akan kehabisan anak
dan permainan selesai. Atau, anak-anak bubar dipanggil pulang orang tuanya
karena sudah larut malam.
III.
Syair
Lagu Permainan Ular Naga
Lagu ini dinyanyikan oleh semua pemain, termasuk si "gerbang",
yakni pada saat barisan bergerak melingkar atau menjalar.
Ular naga panjangnya bukan
kepalang
Menjalar-jalar selalu kian
kemari
Umpan yang lezat, itu yang
dicari
Kini dianya yang
terbelakang
Kemudian sambil menerobos "gerbang", barisan mengucap "kosong - kosong - kosong" berkali-kali
hingga seluruh barisan lewat dan mulai lagi menjalar dan menyanyikan lagu di
atas. Demikian berlaku dua atau tiga kali.
Pada kali yang terakhir menerobos "gerbang", barisan mengucap
"isi - isi - isi"
berkali-kali, hingga akhir barisan dan anak yang terakhir di buntut ular
ditangkap ("gerbang" menutup dan melingkari anak terakhir dengan
tangan-tangan mereka yang masih berkait).
IV.
Dialog
Permainan Ular Naga
Kemudian terjadilah dialog dan perbantahan antara
"induk" (I) dengan kedua "gerbang" (G).
Dialog ini mungkin berbeda-beda dari satu tempat ke tempat lain, dan bahkan
juga berbeda-beda sesuai improvisasi si induk dan si gerbang setiap kali
seorang anak ditangkap.
I : "Mengapa
anak saya ditangkap ?"
G : "Karena
menginjak-injak pohon jagung.. "
I : "Bukankah
dia sudah kuberi (bekal) nasi ?"
G : "Nasinya
sudah dihabiskan "
G2 : (menyeletuk) "Anaknya rakus, sih... "
I : "Bukankah
dia membawa obor ?"
G : "Wah,
obornya mati tertiup angin.. "
I : "Bukankah
.... ?"
G : ".....
", dan seterusnya
Sampai akhirnya si induk menyerah dalam perbantahan. Kemudian, untuk
meyakinkan kokohnya "penjara" yang dihadapinya, si induk biasanya
menanyakan:
(Sambil menepuk/menunjuk salah satu lengan si "gerbang")
I : "Ini
pintu apa ?"
G : "Pintu
besi !"
I : "Yang
ini ?", (menepuk tangan yang lain)
G : "Pintu
api !"
I : "Ini ?"
(menunjuk tangan yang lain lagi)
G : "Pintu
air !",
I : "Dan
ini ?" (menunjuk tangan yang terakhir)
G : "Pintu
duri !"
Putus asa, yakin bahwa "penjara" tak tertembus, si induk kemudian
menoleh kepada anaknya:
I : "Kau
mau pilih 'bintang' atau 'bulan' ?"
A : "Bintang !"
Dan kemudian anak yang malang itu ditempatkan di belakang salah satu
"gerbang", yang digelari 'bintang'.
Permainan mulai lagi sampai ular habis.
V.
Manfaat
Permainan Ular Naga
Potensi edukatif dari permainan
ular naga sangat baik untuk mengembangkan kemampuan emosional, pada
dasarnya usia anak adalah usia bermain maka usaha pengembangan
kecerdasan emosional anak lebih tepat bila menggunakan permainan. Permainan
ular naga juga mengajarkan anak mengutamakan partnership,
karena dalam permainan ular naga ini anak berinteraksi dengan
teman sebayanya, inilah yang menjadi wahana untuk bersosialisasi dan berempati.
Keterampilan berbahasa yang dapat
distimulasi melalui permainan ini misalnya kosa kata yang muncul
pada saat anak bermain (si Induk dan Gerbang saling berbantahan),
keterampilan sosial yang dilatih dalam permainan ini di antaranya
kemauan mengikuti dan mematuhi aturan permainan, bermain secara bergiliran.
Kemampuan emosional anak juga dapat
dilatih dengan kemauan anak untuk menghargai orang lain, merasakan
kekalahan dan kemenangan pada saat bermain. Perkembangan kemampuan
emosi menurut pendapat dari Goleman, merupakan aplikasi energi dari
berpikir dan bertindak,serta rasa senang, bahkan sedih, yang dapat membantu
anak dalam menentukan dan menjalankan tujuan hidupnya. Selain itu ular naga
juga mempunyai manfaat lain yaitu:
a.
Membawa
keceriaan
Permainan tradisional
umumnya dilakukan bersama-sama dengan banyak teman. Tentu saja ini bisa membawa
keceriaan karena bermain bersama teman.
b.
Melatih
motorik anak dan juga untuk kesehatan
Banyak permainan
tradisional yang memngharuskan fisik kita bergerak. Dengan bergerak maka kita
berolahraga. Dan olahraga baik untuk kesehatan.
c.
Sportivitas
tinggi
Ketika bermain
permainan tradisional anak diajarkan untuk selalu sportif.
d.
Murah
Umumnya alat-alat untuk permainan
tradisional itu sangat murah, bahkan ular naga tidak memerlukan peralatan sama
sekali.
BAB III
PENUTUP
I.
Kesimpulan
Ular Naga
adalah satu permainan berkelompok yang biasa dimainkan anak-anak di luar rumah
di waktu sore dan malam hari. Permainan ular naga memiliki manfaat edukatif dan
manfaat bagi kesehatan. Yaitu anak dapat belajar bersosialisasi dan melatih
motorik anak.
II.
Saran
Sebaiknya
anak pada zaman sekarang dikenalkan dengan permainan tradisional agar anak
dapat bersosialisasi dengan orang lain dan melatih motoriknya. Selain itu,
dengan mengenalkan permainan tradisional pada anak, permainan tradisional tidak
punah dan dapat semakin berkembang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar